Menteri Rini pada Minggu sore ini meresmikan Gedung Kementerian BUMN yang tampak luarnya (fasad) rampung diperbaharui. Pada kesempatan yang sama, turut dilakukan seremonial groundbreaking BUMN Center yang akan dibangun di Komplek Gedung Kementerian BUMN.
Acara ini dimeriahkan oleh berbagai tamu undangan yang juga bertindak sebagai bos besar perusahaan BUMN. Antara lain, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo, dan lain sebagainya.
Pada 2019 yang juga menjadi ulang tahun ke-21 Kementerian BUMN, Menteri Rini mengatakan, pihaknya masih punya tugas besar untuk bisa mensejahterakan bangsa.
"Kita sebetulnya masih diberi tugas panjang dan besar dalam rangka bina dan kelola BUMN untuk tingkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada 2003 kita punya UU BUMN yang menekankan BUMN dibentuk untuk dorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat," ungkapnya dalam kata sambutan.
Terkait pembentukan BUMN Center, ia menyatakan, total akan ada lahan seluas 4 hektare (ha) dengan jumlah space available sebesar 117 ribu meter persegi.
"Nanti rencananya, sebelah kiri-kanan (komplek) akan dibuat gedung oleh Danareksa dan Telkom, dan akan menjadi BUMN center. Ini diharapkan bisa melanjutkan komitmen kita untuk bisa jadi one family," sebutnya.
"Tujuan utamanya adalah kita punya BUMN center, pemilik utamanya tetap satu, negara, yakni rakyat Indonesia, sehingga kita punya tanggung jawab dalam melakukan apapun. Itu harus tanggung jawab, transparan dan accountable," dia menambahkan.
Dia melanjutkan, keberpihakan BUMN kepada rakyat ditunjukan dengan adanya program BUMN Hadir Untuk Negeri. "Kita betul-betul bisa mewujudkan tagline BUMN Hadir Untuk Negeri dengan membantu seluruh masyarakat Indonesia dengan program pangan murah, solar murah, program padat karya tunai, dan lain-lain," pungkasnya.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3957892/menteri-rini-bangga-aset-bumn-di-atas-rp-8000-triliun
No comments:
Post a Comment