Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengaku pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 cukup bagus. Hal itu jika diselaraskan dengan kondisi ekonomi dunia yang sampai saat ini penuh dengan gejolak.
Baginya, tidak banyak negara di dunia ini yang mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi negaranya masing-masing. Namun, pada kenyataannya Indonesia mampu menjaga tren positif ini.
"Cukup puas, dalam arti dalam situasi yang ada. Tapi kita kan sebenarnya lebih puas kalau 7 persen, bagaimana sih. Jadi jangan nanya cukup puas atau tidak," kata Darmin di Istana Kepresidenan, Rabu (6/2/2019).
Bagi Darmin, sebenarnya pemerintah bisa saja meningkatkan pertumbuhan ekonomi lebih dari sekarang, tergantung dari alokasi belanja pemerintah. Hanya saja hal itu akan berisiko terhadap jangka panjangnya.
Saat ini, pemerintah tengah fokus dalam pembangunan infrastruktur, karena ini adalah dasar untuk modal pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang.
"Nah setelah infrastruktur dibenahi, ya nanti bisa saja dibuat kebijakannya yang lebih mendorong pertumbuhan tapi tidak berarti infrastrukturnya kemudian menjadi tidak dibangun lagi," tambah Darmin.
"Artinya dengan keadaan ekonomi dunia yang sekarang, ya saya akan mengatakan pertumbuhan kita itu memang tidak sampai seperti yang kita harapkan tadinya. Tapi, ya cukup resilience di tengah ekonomi dunia yang tidak stabil," pungkas Darmin. (Yas)
Kepala Bappenas Ungkap Penghambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2018
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 mencapai 5,17 persen. Angka ini lebih rendah dari target dalam APBN 2018 yakni 5,4 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, kinerja pertumbuhan ekonomi tersebut lebih baik dari tahun sebelumnya.
Sebagai informasi, produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2017 tercatat mencapai 5,07 persen. "Itu kan perbaikan dibandingkan tahun yang sebelumnya,"kata dia saat ditemui, di Kemenko Maritim, Jakarta, Rabu (6/2/2019).
Mantan Menteri Keuangan ini mengatakan salah satu faktor yang masih menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kurangnya investasi yang berdampak pada turunnya kinerja ekspor.
"Yang masih menjadi hambatan adalah kinerja dari ekspor. Tapi kinerja ekspor penyebabnya adalah masih berkurangnya investasi. Khususnya investasi di bidang yang menciptakan nilai tambah," ungkap Bambang.
"Itu yang sebenarnya menjadi penghambat. Kalau saya lihat konsumsi secara relatively oke. Cuma invetasi dan ekspor ini istilahnya belum cukup optimal," imbuh dia.
Dia mengatakan Pemerintah Indonesia mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2019. Untuk dapat mencapai target tersebut, kata dia, diperlukan peningkatan investasi.
"2019 kita harapkan bisa mencapai 5,3 persen yang merupakan angka potensial PDB Indonesia pada periode ini. Kita akan fokus pada investasi dan yang paling penting ekspor," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment