Juru Bicara pasangan Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, omongan Prabowo di Boyolali adalah bentuk candaan ke pendukungnya. Dan itu hal yang biasa.
"Pak Prabowo menggunakan istilah candaan wajah Boyolali itu biasa saja, kenapa? karena beliau berhadapan dengan masyarakat Boyolali yang pada saat itu, yang berkumpul itu pendukung beliau. Jadi Bercanda. Kita kumpul-kumpul juga suka bercanda dengan ringan seperti itu," ucap Dahnil di Cikini, Jakarta, Sabtu 3 November 2018.
Dia juga menjelaskan, apa yang disampaikan Prabowo, adalah untuk melihat kesenjangan ekonomi, khususnya dalam pembangunan.
"Statemen Pak Prabowo di Boyolali itu kan konteksnya Pak Prabowo sedang menjelaskan tentang kesenjangan-kesenjangan ekonomi. Kemudian pembangunan yang banyak misalnya di Jakarta pada saat ini. Sedangkan rakyat kebanyakan itu bisa tertinggal dan tidak bisa menikmati fasilitas yang ada di pembangunan itu," ungkap Dahnil.
Justru dia menyayangkan ada politisasi seolah-olah Pak Prabowo mengejek orang Boyolali hingga berbuntut pelaporan ke polisi.
"Justru saya pikir ini adalah upaya politisasi rasialisme. Jadi apa yang dilakukan oleh teman-teman dengan cara kemudian menggeser candaan Pak Prabowo bersama dengan pendukungnya, itu kemudian digeser menjadi isu rasialisme. Itu bahaya sekali loh," pungkasnya.
Dahnil juga mengungkapkan intonasi yang keluar dari mulut Prabowo bukanlah sebagai sikap emosional. Melainkan hanya bentuk teguran saja.
"Kejadian itu adalah kejadian di mana Pak Prabowo menegur bukan marah-marah mungkin karena intonasinya teman-teman lihat tinggi, tapi Pak Prabowo itu ke siapa saja, kalau ada yang keliru yang dianggap tidak pantas, itu biasanya beliau menegur langsung," ucap Dahnil.
Menurut dia, ini bagian dari watak Prabowo yang terus terang. Jika memang tidak suka, akan disampaikan langsung, bukan pura-pura.
"Beliau ini kan orangnya spontan. Jadi ketika melihat pada saat itu ibu-ibu, bapak-bapak di situ berisik, ketika ada pembagian buku, sedangkan Pak Prabowo sedang saat itu sedang berpidato, beliau langsung menegur itu memang watak Pak Prabowo. Beliau memang tidak harus pura-pura, tidak pura-pura suka, jadi ketika ada yang salah, beliau menegur langsung," ungkap Dahnil.
Dia menyayangkan, jika ada pihak-pihak yang memainkan dan menyebut ini sikap emosional. Itu sudah dipolitisasi namanya.
Sementara itu Sekjen PAN Eddy Suparno menyatakan, apa yang disampaikan Prabowo di Boyolali itu untuk memberikan penekanan bahwa masyarakat kecil sering mendapat diskriminasi dan marginalisasi.
"Tidak ada maksud mengejek dan merendahkan ataupun memberikan kata-kata yang justru mengkerdilkan masyarakat daerah tertentu. Saya kira tidak. Kita kan sering dengar istilah ndeso dan lain-lain. Saya kira itu bukan berarti kita merendahkan seseorang atau pihak tertentu atau kelompok tertentu. Tidak ada sama sekali," ujarnya di Jakarta, Minggu (4/11/2018).
Eddy mengaku prihatin segala sesuatu yang diucapkan Prabowo dipolitisasi.
"Coba kita berhuznudzon, berprasangka baik atas setiap kata dan tutur yang diucapkan. Jangan langsung kita menganggap itu penghinaan atau merendahkan," tegasnya.
Dia mengaku kasihan pihak kepolisian setiap omongan Prabowo dipolititasi dan berujung laporan ke polisi.
"Pihak kepolisian yang akan kelabakan menerima laporan masyarakat yang begitu banyak. Kita ingin menyampaikan sesuatu ke masyarakat kepada publik, tapi kalau sesuatu itu rawan diplintir dimana netralitas dan objektivitas kita dalam menyampaikan suatu hal," ujarnya.
https://www.liputan6.com/news/read/3684083/bingung-prabowo-candanya-berujung-persoalan
No comments:
Post a Comment