Sebelumnya, utusan presiden Amerika Serikat (AS) untuk negosiasi internasional, Jason Greenblatt, melakukan kunjungan mendadak ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Kamis 9 Mei 2019, ketika Indonesia memimpin pertemuan informal Dewan Keamanan PBB, untuk mengutuk okupansi Israel atas wilayah Palestina.
Dikutip dari Foxnews.com pada Jumat 10 Mei 2019, Greenbalt memusatkan kritiknya atas ketiadaan upaya Majelis Umum PBB untuk mengecam serangan roket Hamas pada Desember lalu.
AS berulang kali mencatat bahwa Israel telah dikutuk berulang kali, namun menyayangkan tidak adanya kecaman serupa terhadap tindakan kelompok Hamas.
"Sangat memalukan bahwa di ruangan ini terdapat hampir 700 resolusi yang mengecam tindakan Israel, satu-satunya negara demokrasi yang sesungguhnya. Tidak ada yang mengecam sebaliknya," kritik Greenbalt.
Dia juga mengkritik keputusan Indonesia dan DK PBB untuk tidak mengundang Israel ke pertemuan itu, yang disebutnya sebagai "mengejutkan dan tidak adil".
Lebih lanjut, Greenblatt mencerca inisiatif Indonesia terkait, karena "mengulangi pembicaraan yang tidak ada gunanya" dengan terus mengkritik Israel dalam rapat informal tersebut.
"Mari kita semua berhenti berpura-pura bahwa permikiman adalah apa yang selama ini mengganjal proses perdamaian yang sedang dinegosiasikan," ujar Greenblatt, mewakili Presiden Donald Trump dalam rapat tersebut.
Sementara itu, pemerintahan Donald Trump diperkirakan akan mengungkapkan rencananya untuk mennghadirkan perdamaian di Timur Tengah, segera di tahun ini.
"Kami berharap dapat segera menyajikan visi kami," kata Greenblatt. "Sementara itu, kami akan terus berbicara kebenaran, bahkan ketika itu tidak diterima."
Baca selengkapnya di sini...
https://www.liputan6.com/global/read/3984755/presidensi-indonesia-di-dewan-keamanan-pbb-menuai-apresiasi-luas
No comments:
Post a Comment