Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang para kiai dan habib dari wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek) ke Istana Negara. Menurut Jokowi, apabila ulama dan umara atau pemimpin pemerintahan sering bertemu dan bersilaturahmi, negara akan tentram.
"Kalau ulama dan umara itu dekat dan sering saling silaturahmi, sering bertemu menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan keumatan, insyaAllah negara ini akan tetap adem, ayem, tentram, dingin, sejuk," ujar Jokowi saat memberikan sambutan di Istana Negara Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Kepada para kiai dan habib, Jokowi berbicara tentang maraknya berita-berita hoaks serta semburan fitnah yang tak kunjung berhenti hingga kini, terutama di media sosial. Dia pun meminta para kiai dan habib membentengi diri agar tak termakan berita fitnah dan hoaks.
"Menurut saya yang terpenting bagaimana kita membentengi pribadi-pribadi yang ada di negara ini dengan budi pekerti yang baik, karakter keislaman yang baik, karakter keindonesiaan yang baik, dengan tata krama yang baik, dan nilai agama yang baik," jelasnya.
"Saya kira bentengnya itu bukan dilarang atau diblok, karena itu justru makin membuat lebih besar lagi, kalau dalam istilah medsos malah lebih viral lagi," sambung Jokowi.
Dia menilai, maraknya berita fitnah dan hoaks lantaran banyaknya peristiwa politik di Indonesia, mulai dari pilbup, pilwakot, pilgub hingga pilpres. Jokowi mengatakan Pemilu Serentak ini juga mempengaruhi situasi politik Tanah Air.
"Dulu sebelum digabung hampir setiap hari ada pemilihan di daerah. Ini saya kira yang mempengaruhi situasi politik yang ada di Tanah Air baik di Jawa, atau luar Jawa," katanya.
Kedewasaan dalam Berpolitik
Mantan Wali Kota Solo itu berharap masyarakat memiliki kematangan dan kedewasaan dalam berpolitik. Hal ini agar tak ada lagi berita fitnah serta hoaks bertebaran di masyarakat.
"Sehingga seringkali berita fitnah sangat mengguncangkan masyarakat dan sangat mempengaruhi kenyamanan masyarakat. Termasuk, hal-hal yang berkaitan dengan politik ya," tutur Jokowi.
No comments:
Post a Comment