Liputan6.com, Jakarta - Capres petahana Jokowi mendapat dukungan dari alumni Pangudi Luhur (PL). Deklarasi alumni yang tergabung dalam Forum Pangudi Luhur (FPL) ini digelar di Energy Building SCBD, Jakarta, Rabu (6/2/2019) malam.
Jokowi mengaku kaget menerima dukungan dari alumni PL. PL diketahui almamater pesaing Jokowi di Pilpres 2019, Cawapres Sandiaga Uno.
"Malam hari ini saya betul-betul kaget menerima dukungan dari anak-anak PL, alumni-alumni PL. Kagetnya bukan apa-apa sebenarnya, tadi mau saya tanyakan kok yang didukung saya?" ujarnya saat memberikan sambutan.
"Tapi tadi kan sudah dijawab pak Rosan (Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Rosan Roeslani) jadi saya tidak jadi menanyakan lagi," imbuh dia.
Jokowi lalu bercerita tentang keberhasilannya membangun infrastruktur empat tahun belakangan ini. Mulai dari proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta yang sudah direncanakan sejak 26 tahun lalu sampai proyek jalan di Nduga, Papua.
"Saat saya jadi Gubernur (DKI), saya dipaparkan (soal MRT) sudah 26 tahun direncanakan. Kemudian saya suruh paparkan kenapa sih ini tidak dibangun-bangun sejak 26 tahun lalu," jelasnya.
Demikian juga dengan pembangunan jalan di Papua. Jokowi bertekad memulai proyek infrastruktur karena melihat ketimpangan pembangunan yang terjadi di Papua selama ini.
Menurut mantan Wali Kota Solo ini, dirinya fokus membangun infrastruktur di Tanah Air bukan berorientasi pada bisnis, ekonomi atau politik. Melainkan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Negara ini bukan hanya Jawa saja, kita masih punya 17 ribu pulau yang juga dihuni masyarakat kita yang juga perlu infrastruktur dan distribusi logistik yang baik. Jangan hanya berpikir di Jawa saja karena negara ini bukan hanya satu daratan," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, sekaligus Dewan Pengarah Alumni PP BerSATU, Rosan Perkasa Roeslani mengungkap alasannya memilih Jokowi. Menurut dia, Jokowi mengedepankan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi atau kelompok.
"Semua kebijakan yang Bapak (Jokowi) ambil adalah satu, untuk kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia," ujar Rosan.
Dia mengatakan, Jokowi merupakan presiden yang berani mengambil keputusan. Sebab, ia menyebut pendahulu Jokowi tidak pernah berani mengeksekusi sekian banyak rencana yang telah dibuatnya.
Salah satu keputusan yang Jokowi ambil, kata dia, adalah membangun infrastruktur.
"Kita sudah tahu infrastruktur itu penting. Kita sudah tahu puluhan tahun sudah ada rencana. Rencananya indah, solusinya ada. Tetapi kita tidak pernah melangkah dan berani mengeksekusi. Dan Bapak berani membuat itu," ujar dia.
Diberi Sapu
Dalam kesempatan itu, alumni PL juga menyerahkan cinderamata berupa sapu kepada Jokowi. Ketua Koordinator Alumni PL BerSATU, Kepra, mengatakan sapu itu merupakan simbol agar Jokowi membersihkan koruptor jika kembali terpilih menjadi Presiden.
"(Sapu) Ini untuk bersih-bersih," tegas Kepra disambut gelak tawa alumni PL.
Menurut Kepra, pihaknya akan turut mengampanyekan Jokowi lewat slogan 'lelaki sejati, bersinergi membangun negeri'. Sebab, dia berkata, alumni PL Bersatu menilai Jokowi merupakan lelaki sejati.
"Lelaki sejati anti korupsi seberapa pun jumlahnya. Kami ingin memberikan bekal untuk 2019-2024. Sebuah sapu, pak. Ini bersihin semua, untuk bersih-bersih, ini sapunya Pak Salam, dijamin bersih. Kalau bersih-bersih masih ada yang bandel, ini untuk mentung," tegas Kepra menambahkan.
Dia juga mengatakan gagang sapu itu bisa digunakan oleh Jokowi untuk mementung pihak-pihak yang masih berani melakukan korupsi.
Reporter: Titin Supriatin
No comments:
Post a Comment